Minggu, 04 Januari 2015

PENGALAMAN PRIBADI BAB 7



PENGALAMAN PRIBADI

Pengalaman saya terhadap topik masyarakat desa dan masyarakat kota adalah terdapat perbedaan sikap dari masyarakat desa yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku
            Saya mempunyai kampung halaman di daerah Jawa Tengah. Ketika saya pulang ke jawa, saya melihat para masyarakat desa ini tampak ramah kepada siapapun yang berpapasan dengan mereka walaupun itu orang yang tidak dikenalpun pasti akan disapa ketika lewat. Namun jika di masyarakat kota yang saya lihat keramahannya masih kurang dibandingkan dari masyarakat desa. Dimana yang saya lihat masyarakat kota sedikit acuh tak acuh dengan orang lain walaupun sekedar menyapa. Yang dikenal saja bisa tidak disapa apalagi yang sama sekali tidak dikenal, pasti tidak ada komunikasinya.
Dari segi kekompakannya juga saya lihat lebih kompak masyarakat desa. Karena apa? Pada saat saya sedang berlibur dikampung halaman saya, saya mengunjungi rumah saudara saya yang kebetulan sedang dibangun/direnovasi. Dan yang saya lihat orang yang merenovasi atau membangun rumah tersebut adalah orang-orang sekitar rumah saudara saya, dengan kata lain adalah para tetangga saudara saya. Merekalah yang ikut membantu membangun rumah saudara saya. Ketika saya cari tahu lebih dalam kenapa para tetangga yang membangun dan jawabannya adalah memang sudah tradisinya begitu. Tradisi? Ya tradisi disini biasanya ketika orang 1 lingkungan sedang merenovasi rumah, para tetangga lah yang menjadi “tukang” untuk membantu menyelesaikan pembangunan rumah tersebut. Tradisi itu dimanakan “geraan” yang mungkin saja artinya bergotong royong untuk 1 sama lain. Dan yang saya kagumi adalah para orang-orang itu tidak mengharapkan imbalan atau uang sepeserpun dari yang punya rumah walaupun pekerjaan tersebut cukup memakan waktu yang lama bisa sampai 2 atau 3 minggu. Mereka biasanya hanya dikasih makan dan cemilan sambil melakukan pekerjaan. Hal tersebut yang saya kagumi pada masyarakat desa untuk kegiatan gotong-royongnya. Namun saya belum pernah melihat hal tersebut terjadi didalam masyarakat kota. Apakah ada atau tidak yang pasti saya berfikir jika masyarakat kota membantu tetangganya tanpa mengharapkan imbalan seperti pada masyarakat desa tadi.
Akan tetapi yang saya lihat didalam masyarakat desa ini banyak anak perempuannya yang nikah muda entah kenapa alasannya saya juga belum ketahui namun mungkin pemikiran para orangtua nya bahwa perempuan pasti ujung-ujungnya hanya urusan didapur saja. Jika dibandingkan pada masyarakat kota, banyak anak perempuan yang masih melanjutkan pendidikan sampai yang tertinggi karena keinginan orang tua yang ingin melihat anaknya lebih baik lagi.
Dari kesimpulan yang saya dapat adalah masyarakat desa dan masyarakat kota masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang kita ambil adalah hal yang paling terbaik untuk kehidupan kita. Karena pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar