Rabu, 27 November 2013

Tugas IBD -ke-7





-           Hal yang akan saya lakukan untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke luar negeri adalah dengan cara mengadakan pertukaran budaya melalui pertukaran pelajar atau mahasiswa. Dengan adanya program ini, para pelajar atau mahasiswa yang terpilih mampu memperkenalkan budaya asli Indonesia kepada negara yang dikunjunginya dan dapat dijadikan wahana belajar untuk mengenal budaya satu sama lain. Sebagai contoh bilamana pelajar tersebut ke negara Jepang untuk study banding pelajar. Orang tersebut dapat dengan langsung memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat Jepang misalnya memberi informasi tentang tari pendet, tari tortor, angklung bahwa itu adalah milik Indonesia dan pelajar tersebut dapat memberi contoh gerakan tari atau kesenian yang ada di Indonesia. Program yang kedua yakni mengadakan pertunjukan budaya di luar negeri. Indonesia membuat acara dan menampilkan kesenian atau budaya kepada para penonton yang pastinya adalah warga sekitar (orang luar negeri), dengan itu orang luar tahu bahwa budaya Indonesia seperti itu. Ataupun Indonesia aktif dalam mengikuti ajang-ajang yang diselenggarakan dalam skala internasional contohnya miss universe, kontes peragaan busana. Dan juga mengikuti pameran-pameran agar budaya Indonesia bisa go internasional. Bila semua program tersebut dapat terlaksanakan niscaya budaya-budaya yang ada di Indonesia dapat lebih dikenal oleh orang luar negeri dan semua negara mengetahui bahwa budaya tersebut adalah budaya Indonesi.

-           Bila ada masyarakat yang berjasa atau berkontribusi terhadap budaya Indonesia, saya akan memberikan sebuah penghargaan ataupun memberikan  royalti karena tidak mudah untuk melestarikan budaya Indonesia dalam kondisi dimana masyarakat sekarang sudah terkontaminasi dengan budaya luar. Semoga dengan adanya penghargaan tersebut, dapat memacu masyarakat untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya Indonesia agar budaya kita tidak tergerus oleh budaya asing. Karena anak cucu kita juga harus tahu apa saja budaya-budaya yang ada di Indonesia

-           Cara saya untuk membentuk perilaku masyarakat agar memiliki kesadarandalam berbudaya adalah memberikan penyuluhan kepada tiap-tiap warga untuk lebih mejunjung tinggi nilai budaya Indonesia.  Serta mengenalkan budaya sejak dini dari peran sekolah baik tingkat SD, SMP, maupun sampai Perguruan Tinggi. Kita tahu bahwa budaya Indonesia semakin lama semakin dilupakan oleh warganya sendiri. Untuk itu, saya ingin menanamkan rasa berbudaya sejak kecil agar dikemudian hari budaya-budaya tersebut tidak disalahgunakan. Dan yang terakhir saya akan membuat peraturan atau norma-norma kehidupan. Kita tahu bahwa budaya dalam arti luas tidak hanya kesenian saja. Tetapi juga meliputi bahasa, cara berperilaku, sopan santun, dll. Disini saya melihat bahwa masyarakat sudah tidak banyak yang menggunakan nilai-nilai dalam berbudaya. Sebagai contoh bertutur kata yang sopan, berperilaku yang baik maupun berpakain yang baik sesuai dengan budaya Indonesia. Sudah jarang sekali kita melihat masyarakat yang berpedoman seperti itu, masyarakat kita sudah terbiasa dengan budaya luar/budaya asing. Untuk itu, norma-norma tersebut dibuat  bertujuan agar masyarakat bisa mengingat dan mempunyai acuan dalam kehidupan berbudaya.

Rabu, 06 November 2013

1ID08-Tugas ke 5-IBD Manusia dan pandangan hidup




MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
> Pandangan hidup dan ideologi
* Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan Hidup
merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Manusia dan pandangan hidup merupakan satu di antara beberapa materi pokok ilmu yang terkandung dalam Ilmu Budaya Dasar, Yang identik dengan istilah Basic Humanities itu sendiri dimaksudkan supaya dengan kondisi kehidupan masyarakat kita yang demikian heterogen diharapkan seseorang menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus.
Menurut Koentjoroningrat, sebagai salah satu pokok bahasan dalam Ilmu Budaya Dasar, pandangan hidup mengandung pengertian yang mendasar yakni bahwa Pandangan Hidup adalah nilai – nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat.
Sistem nilai budaya sering juga merupakan pandangan hidup atau world view bagi manusia yang menganutnya. Apabila “sistem nilai” merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat, “pandangan hidup” merupakan suatu sistem pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau, lebih sempit lagi, oleh individu-individu khusus di dalam masyarakat. Oleh karena itu, hanya ada pandangan hidup golongan atau individu tertentu, tetapi tidak ada pandangan hidup pada keseluruhan masyarakat.
Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia, tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun pada tingkatan yang berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.

* Macam-macam sumber pandangan hidup
 Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklisifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri ari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berasal dari ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

* Pengertian ideologi
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan , pemahaman-pemahaman, pendapat-pendapat, atau pengalaman-pengalaman. keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.
* Ideologi terbagi menjadi 2, yaitu Ideologi Terbuka dan Tertutup :
1. Ideologi Terbuka, merupakan pemikiran yang dimiliki oleh seluruh rakyat yang tidak ada pemaksaan dalam memilih dan bersifat musyawarah. Ideologi ini sangat bagus karena mengambil kesimpulan dari suatu masalah dengan cara mengumpulkan suara terbanyak, dan dapat bersifat adil bagi seluruh rakyat.
2. Ideologi Tertutup, ideologi ini bersifat totaliter yang banyak menuntut suatu keputusan sehingga rakyat wajib taat kepada penguasa yang memiliki paham ideologi tersebut. Ideologi ini digunakan sewaktu zaman penjajahan yang bersifat  memaksa.

> Cita-cita
* Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
* 3  Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
- Manusia itu sendiri,
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
- Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
2 Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
- Faktor yang menguntungkan, dan
- Faktor yang menghambat

> Kebajikan
* Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Makna kebajikan Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya. Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.

* Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal: Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment). Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh.
  
> Usaha dan perjuangan
* Usaha/perjuangan  adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita., Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.
> Keyakinan atau kepercayaan
* Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi. keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam memeluk agama.
* Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan dalam hidup.
* Ada 3 aliran filsafat yaitu
  1. Aliran Naturalisme
  2. Aliran Intelektualisme
  3. Aliran Gabungan


Jadi menurut gambaran saya atas pandangan hidup yang baik adalah selalu mempunyai pedoman atau pegangan hidup jika ingin melakukan sesuatu. Pandangan hidup ini penting bagi seluruh manusia karena jika kita tidak mempunyai pandangan hidup tentu saja kita tidak tahu akan dibawa kemana kehidupan kita di masa depan nanti. Contoh pandangan hidup dimana manusia melakukan kebaikan yang baik atau tulus, sebisa mungkin manusia berpedoman atau berprinsip terhadap nilai-nilai agama yang sudah pasti mengajarkan kebaikan terhadap sesama. Karena  kebaikan akan membawa kita pada perjalanan atau tujuan hidup yang mendatangkan kebahagiaan kepada kita sendiri, dan harus selalu berdoa dan bersyukur. Untuk contoh pandangan hidup terhadap cita-cita adalah berpedoman kepada rasa sungguh-sungguh atau niat kita agar cita-cita tersebut dapat kita raih.
Cita-cita saya saat ini berbeda jauh dengan cita-cita saya disaat saya masih kecil dimana dulu saya bercita-cita ingin menjadi polisi. Tetapi dengan berjalannya waktu, cita-cita saya saat ini ingin menjadi direktur di perusahaan ataupun mempunyai sebuah perusahaan yang besar. Dalam hal ini upaya saya untuk mencapai cita-cita tersebut adalah mempunyai pegangan niat/tekad atau kesungguhan dan belajar dengan giat supaya kelak cita-cita tersebut bisa saya dapatkan. Untuk hal-hal yang sudah saya berikan kepada sesama adalah ketika teman saya memerlukan bantuan yang sekiranya saya mampu untuk membantu pasti saya akan bantu. Sebagai contoh dalam pelajaran jika ada yang bertanya dan saya bisa pasti saya akan ajarkan. Seperti juga bila ada yang memerlukan tebengan, dan bila memberi sedekah kepada pengemis jalanan atau orang yang tidak mampu.






Sumber referensi :
http://gerryghost.wordpress.com/2011/03/29/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://jiwareformasi.blogspot.com/2012/06/pengertian-kebajikan.html
http://putrinurani94.wordpress.com/tag/httpsaefulnugroho-blogspot-com201204ideologi-dan-2-hak-ideologi-html/
http://aliemscorporation.blogspot.com/2013/05/manusia-dan-pandangan-hidup.html

Minggu, 20 Oktober 2013

1ID08- Tugas Ketiga- Ilmu Budaya Dasar



KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Kesusastraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedangkan menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Ilmu Budaya dasar mengajarkan pembelajaran mengenai konsep-konsep kehidupan dan budaya manusia , sedangkan kesusastraan adalah penguraian atas konflik yang digunakan untuk mencapai suatu hasil yang dikatakan bahwasannya keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi.
Namun  Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut dengan “humanus”, yang mempunyai arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.

1)      Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama adalah karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.  Manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudahkan sastra untuk berkomunikasi.

2)      Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
- Dongeng : Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
- Hikayat  : Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki  pesan dan amanat bagi pembacanya.
- Sejarah   : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
Prosa baru Meliputi :
- Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
-Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
- Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
- Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
- Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.

3)      Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Prosa fiksi adalah prosa yang menggambarkan cerita, sehingga di dalamnya pasti ada pesan moral yang ingin disampaikan. Adapaun nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca melaluiu prosa fiksi antara lain adalah :
a. Prosa fiksi memberikan kesenangan
dari membaca prosa fiksi, pembaca akan dibawa ke dalam cerita, tempat-tempat yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh pembaca. Dengan begitu pembaca akan bebas berimajinasi

b. Prosa fiksi memberikan informasi
karya fiksi tidak terlepas dari unsur eksternal pengarangnya, yang biasanya menempatkan keadaan sekitarnya, atau angan-angannya di dalam ceritanya. Dengan begitu, pembaca akan mendapatkan informasi yang begitu nyata dan indah dengan dijabarkan secara lengkap di dalam cerita

c. Prosa fiski memberikan warisan kultural
prosa fiksi adalah sarana yang tepat untuk memindahkan dan mewariskan budaya ke generasi berikutnya. melalui karya fiksi, pembaca disuguhi budaya di masa lampau, kebanggaan, dan lain-lain, seperti yang digambarkan dalam epos mahabarata dan ramayana, roman siti nurbaya, layar terkembang, dll.

d. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

melalui prosa fiksi, seorang pembaca akan dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang mungkin belum pernah dialami oleh dirinya, atau bahkan di luar nalar, beserta bagaimana pelaku dalam cerita menyelesaikannya. Dengan begitu, seorang pembaca akan memiliki banyak pengalaman dan perspektif dalam menghadapi masalah yanag real di kehidupannya
4)      Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan puisi
Puisi adalah sesuatu yang kita kenal dengan rangkaian kata-kata indah yang penuh makna didalamnya,apalagi jika kita benar-benar meresapi dalam membacanya.Puisi termasuk dalam seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan
Didalam Ilmu Budaya dasar kita menemukan penyajiaan puisi, adapun yang mendasarinya, yaitu :
- adanya hubungan didalam pembuataan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
- adanya suatu rasa insyaf atau sebuah kesadaran seseorang dari suatu kejadian.
- puisi dan keinsyafan sosial
Keartistikan puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
A)    Figura Bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, sarkastik, dan lain-lain dengan tujuan memberikan gambaran dengan jelas kepada pembacanya,
B)  Kata-kata yang ambigu atau memiliki banyak tafsir, sehingga setiap orang bisa menafsirkan dengan banyak hal,
C)  Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang berisi perasaan, sehingga terasa hidup,
D) Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan tertentu, dengan tujuan memberikan kehidupan pada puisi, Pengulangan, berfungsi untuk menegaskan, dan menggugah hati
.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

1) Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan dapat dinikmati jika di hubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Keindahan hanya sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, dan nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya ” Garis besar estetika ”. Keindahan dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan kata ”beutiful” dalam bahasa perancis ”beau” sedang italia dan spanyol ”bello” berasal dari kata latin ”bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan. Kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi ”bonelium” dan terakhir di perpendek sehingga ditulis ”bellum”.
Perbedaan menurut luasnya:
a. Keindahan dalam art luas
b. Keindahan dalam arti estetis murni
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungan penglihatan
Keindahan dalam arti luas menurut plotinus ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.bangsa yunani mengenal keindahan dalam arti estetisyag disebut ”symmetria”. Pengertian dalam arti seluas-luasnya meliputi:
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya. Sedangkan keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada juga yang berpendapat keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keindahan itu pada dasarnya alamiah, alam ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar tidak berlebihan tidak juga kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didari dengan motivasi tertentu dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenal penderitaan hidup manusia, mengenai kemersotan moral, mengenai perubahan-perubahan nilai dalam masyarakat. Berikut ini akan dicoba alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
2) Kemerosotan Zaman.
3) Penderitaan manusia
4) Keagungan Tuhan
2) Renungan
Renungan berasal dari kata renung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seniaada berapa teori.
a) Teori pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah ”Art is expression of human feeling” (seni adalah sesuatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertarian denga apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal yaitu filsuf italia Benedeto Croce(1886-1952) edngan karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris ”Aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa”art is expression of impressions” ( seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuab intuitif yang diperoleh oleh penghayatantentang hal-hal invidual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti : images warna, garis, dan kata. Bagi seseorang, pengungkapan berartis seni dalam dirinyatanpa perlu adanya kegiatan jamaniah yang keluar.
b) Teori meta fisik
Teori meta fisk adalah teori yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas setetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenal sumber seni plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap yang lebih rendah terdapat realita duniawi.
Dalam jaman modern suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisika dikemukan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah keinginan (will) yang sementara.
c) Teori psikologis
Sebagian ahli estetika dal;am abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptaannya dengan mengunakan metode-metode psikologis. Misalnya beedasarkan psikoanalisis di temukan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman, sedangkan karya seninya itu terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginannya itu.
Menurut schiller asla mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri manusia yang berhubungan dengan adanya keinginan yang harus dikeluarkan. Menurut spencer, permainan itu berperan untuk mencegah dan kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan menciut karena disia-siakan.
Sebuah teori yang dapat dimasukkan kedalam teori psikologis yaitu teori penandaan (signification theory) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau tanda perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambangkan disebut iconic sign(tanda serupa). Sebagai contoh simbol atau tanda dari kehidupan manusia sebagai perasaanya yang ada pasangatau surut serta tergesa-gesa atau santainya dan ada akhirnya.
3) Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok. Dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sesuatu hal. Filsuf inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kita ( beuty is unity of formal relations among our sense perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamakan perenungan yang menyenangkan.
Dalam keselaransan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempa-tempat kesempurnaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
a) Teori Obyektif dan Teori Subyektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Benard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffes bury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sigat(kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebgai tanggapan terhadap benda indah itu.
Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau meikmati benda itu.
b) Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijwab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti lebih terbatas. Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proposi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah. Bahkan Pythagoras yang mencetuskan teori proporsi itu menemukan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung pada panjang senar itu dan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar akan menghasilkan susunan nada yang selaras (yakni indah di dengar), apabila panjangnya masing-masing senar itu mempunyai hubungan perimbangan bilangan-bilangan yang kecil misalnya 1:1, 1:2, 2:3 dan seterusnya. Jadi menurut teori proporsi ini keindahan terdapat dalam suatu benda yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan satu sama lain sebagai bilangan-bilangan kecil. Contoh visual untuk perimbangan yang menyenangkan dilihat dan karenanya disebut indah oleh bangsa Yunani dulu ialah bentuk empat persegi, elips yang masing-masing mempunyai proporsi 1:1,6 atau 3:5. Perimbangan itu dinamakan perbandingan keemasan (golden ratio).
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke -17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya. Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda. Para seniman romantic umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.

DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab5-manusia_dan_keindahan.pdf
http://ibnusiroj.wordpress.com/2013/04/04/manusiadan-keindahan