BAB 8 : ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI,
DAN KEMISKINAN
1.
Ilmu Pengetahuan
Di kalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian
pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam
pandangan dari teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat
diinderai dan dapat merangsang budi.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan
sikap yang bersifat ilmiah. Bukan membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung
dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar-benar objektif, terlepas
dariprasangka pribadi yang bersifat subjektif. Siikap yang ilmiah itu meliputi
emat hal :
a. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga
mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
b. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap
problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan
pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
c. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang
tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk
mencapai ilmu.
d. Merasa pasti bahwa setiap pendapat,
teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka
untuk dibuktikan kembali.
2.
Teknologi
Dalam konsep yang
pragmafis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu seni yang mengandung pengertian
berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber,
tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi
tujuan produksi. “Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan
biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi
sosial pembangunan.
Fenomena teknik pada masyarakat kini,
menurut sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Rasional, artinya tindakan spontak oleh teknik
diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b. Artifisialitas, artinya selalu
membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi
dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu
mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
d. Teknis berkembang pada suatu
kebudayaan.
e. Monisme, artinya semua teknik
bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f. Universalisme, artinya teknik melampaui
batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
g.
Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknik-teknik manusiawi yang dirasakan
pada masyarakat teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri.
Manusia pada saat ini telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran
kondisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Situasi tertekan
2. Perubahan ruang dan lingkungan
manusia
3. Perubahan waktu dan gerak manusia.
4. Terbentuknya suatu masyarakat massa.
5.
Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat
3.
Kemiskinan.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai
kurangnya pendapat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada
dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidakcukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dll.
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang
hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak memiliki faktor produksi
sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsb.
b. Tidak memiliki kemingkinan untuk memperoleh aset
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau
modal usaha.
c. Kebanyakan tinggal di desa sebagai
pekerja bebas (self employed) berusaha apa saja.
e. Banyak yang hidup di kota berusia
muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Kemiskinan
menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan kedalam tiga unsur yaitu yang
(1) pertama kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental
seseorang. Yang (2) kedua kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam, dan
yang (3) ketiga kemiskinan buatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar