Minggu, 04 Januari 2015

PENGALAMAN PRIBADI BAB 5



PENGALAMAN PRIBADI

            Selanjutnya saya akan bercerita pengalaman saya tentang warga negara dan negara. Kalau ada orang tanya, “Apa sih enaknya tinggal di luar negeri?”, jawabnya serba relatif. Tergantung pada individu masing-masing. Tergantung dari mana sudut pandangnya. Tidak semuanya enak. Ada enak dan tidaknya. Luar negeri bukan segalanya dan pula serba baik. Ada sisi-sisi positif dan negatifnya. Tapi banyak orang mengira bahwa tinggal di luar negeri itu lebih enak daripada tinggal di tanah air. Banyak pula orang berpikiran bahwa orang yang tinggal di luar negeri itu kaya-kaya. Atau orang yang tinggal di luar negeri itu pasti pinter dan modern.  Sebenarnya tidak selalu demikian. Bagi orang yang pertama kali pergi ke luar negeri, jika sebagai turis tentu lebih banyak gambaran yang baik-baik di dapat. Banyak hal beda ditemui dan kelihatannya selalu lebih baik dari yang ada di tanah air.  Barangkali gambaran selintas itu ada benarnya. Gambaran di permukaan memang serba gemerlap, canggih, teratur, bersih dan sebagainya.
Bagi orang yang telah lama menetap di luar negeri, kemudian mengenal lebih dalam keadaan di luar negeri mungkin ada sedikit perbedaan pandangan. Tapi ini pun relatif. Banyak orang yang kerasan untuk tinggal selamanya di luar negeri.  Tapi banyak pula yang tidak kerasan dan kembali pulang ke tanah air setelah beberapa tahun tinggal di luar negeri. Beberapa hal penting yang membuat orang betah di luar negeri terutama adalah karena rasa aman, kehidupan yang lebih demokratis, jaminan kesehatan dan pendidikan yang memadai, jaminan sosial yang tersedia dan lain-lain. Itu hanya yang pokok dan paling dominan. Ada banyak faktor lain yang mendorong orang untuk enggan kembali pulang ke tanah air.
Dalam hal enggannya manusia Indonesia untuk kembali ke tanah air ini tidak ada kaitannya dengan unsur nasionalisme seseorang. Unsur nasionalisme tidak bisa diukur begitu saja lewat penilaian-penilaian sempit dan terbatas hanya pada lapis luar yang nampak. Perlu dipelajari lebih dalam definisi nasionalisme sebelum menggunakannya sebagai tolok ukur untuk menilai rasa cinta tanah air orang lain. Kecendrungan orang untuk menggunakan unsur nasionalisme sebagai penggada besar sebagai alat menilai tindakan seseorang adalah warisan pemerintahan orde baru untuk mengkambing-hitamkan sekelompok orang yang menentang kekuasaan atau kebijaksanaannya. Nasionalisme yang diterjemahkan dalam artian sempit dan sepihak.
Perlu diketahui bahwa orang yang tinggal di luar negeri untuk masa tahunan bukan berarti telah melepas kewarga-negaraan Indonesianya. Di Australia, pemegang status visa penduduk tetap (permanent resident visa) bisa tinggal di Australia selamanya dan punya hak hampir sama dengan warga negara asli Australia. Beda paling kentara adalah tidak punya hak pilih dalam pemilu. Pemegang visa permanent resident tidak akan kehilangan visanya selama memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh departemen imigrasi Australia.
Indonesia tidak menganut dwi-warganegara sebagaimana banyak dianut negara lain – yang sebenarnya punya banyak segi positifnya jika menganut dwi-warganegara. Seseorang dipaksa untuk memilih warga-negaranya. Kasus dalam sejarah pernah terjadi pada warga Tionghoa di Indonesia pada tahun 1967an.  Mereka dipaksa untuk memilih sebagai warga Indonesia atau warga negara lain sehingga terjadi eksodus baik sukarela atau terpaksa pergi ke luar negeri.  Dan faktor terbatasnya pilihan ini tetap berlaku hingga sekarang.  Banyak penduduk Indonesia setelah lulus kuliah di luar negeri lalu enggan untuk pulang ke tanah air. Sebenarnya hal seperti ini bisa diatasai jika Indonesia bisa memperbaiki kualitas pendidikannya. Terutama pada plosok Indonesia yang sering kali tertinggal hal-hal baru seperti teknologi.
Dari kutipan cerita diatas semoga kita yang membaca bisa mengambil kesimpulan bahwa menjaga rasa nasionalisme amatlah penting, karena hal tersebut lah yang akan membentengi kita dari fasilitas luar negri yang sering kali membuat kita tergoda untuk menetap disana. Mari mulai lah kita membangun rasa nasionalisme kita. Sekian dan Terimakasih.

Description: Kunjungan masyarakat Indonesia di kediaman Konsulat Jendral di Sydney.  Foto: Dokumentasi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar