Senin, 19 Juni 2017

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA
(Studi kasus di PT. LTX Kota Cilegon- Banten)

Saya L. Aditya Wahyu Nugroho akan menceritakan tentang penerapan teknik dan standar manajemen pada perusahaan yang ada kota Cilegon Banten.
PT.LTX adalah perusahaan yang memproduksi tinplate. Produk yang berkualitas tinggi tersebut tidak terlepas dari kualitas SDM dan faktor lingkungan kerja yang aman serta nyaman untuk para pekerja dalam bekerja, perusahaan memperhatikan tingkat kesejahteraan dan perlindungan kepada tenaga kerja agar produktivitas tenaga kerja meningkat. Fluids utility merupakan unit yang menyadiakan sarana dan prasarana proses, diantaranya: air untuk proses steam, dan udara tekan yang menjadi faktor utama dalam menunjang proses produksi perusahaan. Fluids utility terbagi menjadi 7 unit sistem yang membantu menyediakan sarana dan prasarana proses produksi. Setiap unit sistem tersebut, terdiri dari beberapa mesin yang ditangani oleh beberapa operator
Perusahaan telah menerapkan sebuah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terdiri dari berbagai program untuk melindungi dan mensejahterakan pekerja. Pada kenyataannya dilapangan, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sulit untuk dilakukan. Berbagai macam program yang telah diterapakan belum menjadi jaminan bagi keselamatan dan kesehatan para pekerja jika tidak diikuti kesadaran dan kepedulian dari pekerja itu sendiri.
Terdapat juga penerapan SMK3 di PT LTX Kota Cilegon- Banten berdasarkan OHSAS 18001:2008 dengan menggunakan 5 prinsip yaitu Kebijakan K3, Perencanaan, Pelaksanaan, Pemeriksaan dan tindakan perbaikan, Kaji ulang manajemen. Lima prinsip penerapan SMK3 yang telah diterapkan untuk terus dilakukan perbaikan berkelanjutan oleh manajemen perusahaan. Perbaikan berkelanjutan dilakukan agar kesinambungan penerapan SMK3 dapat ditingkatkan sehingga mengurangi angka kecelakan kerja atau mendapatkan zero accident. SMK3 yang diterapkan diberlakukan untuk semua karyawan secara terntegrasi antara mesin, manuasia, material dan lingkungan, sehingga menghasilkan penghargaan zero accident atau nol kecelakaan pada tanggal 21 Oktober 2001 s.d 31 Oktober 2011 dan Oktober 2007 s.d 31 Oktober 2012, serta pada bulan April 2013 mendapatkan bendera emas atas penghargaan penerapan SMK3. Sertifikat yang diperoleh diantaranya sertifikat ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, OHSAS 18001 dan sertifikat SMK3