Minggu, 20 Oktober 2013

1ID08- Tugas Ketiga- Ilmu Budaya Dasar



KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Kesusastraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedangkan menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Ilmu Budaya dasar mengajarkan pembelajaran mengenai konsep-konsep kehidupan dan budaya manusia , sedangkan kesusastraan adalah penguraian atas konflik yang digunakan untuk mencapai suatu hasil yang dikatakan bahwasannya keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi.
Namun  Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut dengan “humanus”, yang mempunyai arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.

1)      Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama adalah karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.  Manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudahkan sastra untuk berkomunikasi.

2)      Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
- Dongeng : Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
- Hikayat  : Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki  pesan dan amanat bagi pembacanya.
- Sejarah   : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
Prosa baru Meliputi :
- Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
-Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
- Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
- Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
- Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.

3)      Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Prosa fiksi adalah prosa yang menggambarkan cerita, sehingga di dalamnya pasti ada pesan moral yang ingin disampaikan. Adapaun nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca melaluiu prosa fiksi antara lain adalah :
a. Prosa fiksi memberikan kesenangan
dari membaca prosa fiksi, pembaca akan dibawa ke dalam cerita, tempat-tempat yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh pembaca. Dengan begitu pembaca akan bebas berimajinasi

b. Prosa fiksi memberikan informasi
karya fiksi tidak terlepas dari unsur eksternal pengarangnya, yang biasanya menempatkan keadaan sekitarnya, atau angan-angannya di dalam ceritanya. Dengan begitu, pembaca akan mendapatkan informasi yang begitu nyata dan indah dengan dijabarkan secara lengkap di dalam cerita

c. Prosa fiski memberikan warisan kultural
prosa fiksi adalah sarana yang tepat untuk memindahkan dan mewariskan budaya ke generasi berikutnya. melalui karya fiksi, pembaca disuguhi budaya di masa lampau, kebanggaan, dan lain-lain, seperti yang digambarkan dalam epos mahabarata dan ramayana, roman siti nurbaya, layar terkembang, dll.

d. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

melalui prosa fiksi, seorang pembaca akan dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang mungkin belum pernah dialami oleh dirinya, atau bahkan di luar nalar, beserta bagaimana pelaku dalam cerita menyelesaikannya. Dengan begitu, seorang pembaca akan memiliki banyak pengalaman dan perspektif dalam menghadapi masalah yanag real di kehidupannya
4)      Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan puisi
Puisi adalah sesuatu yang kita kenal dengan rangkaian kata-kata indah yang penuh makna didalamnya,apalagi jika kita benar-benar meresapi dalam membacanya.Puisi termasuk dalam seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan
Didalam Ilmu Budaya dasar kita menemukan penyajiaan puisi, adapun yang mendasarinya, yaitu :
- adanya hubungan didalam pembuataan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
- adanya suatu rasa insyaf atau sebuah kesadaran seseorang dari suatu kejadian.
- puisi dan keinsyafan sosial
Keartistikan puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
A)    Figura Bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, sarkastik, dan lain-lain dengan tujuan memberikan gambaran dengan jelas kepada pembacanya,
B)  Kata-kata yang ambigu atau memiliki banyak tafsir, sehingga setiap orang bisa menafsirkan dengan banyak hal,
C)  Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang berisi perasaan, sehingga terasa hidup,
D) Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan tertentu, dengan tujuan memberikan kehidupan pada puisi, Pengulangan, berfungsi untuk menegaskan, dan menggugah hati
.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

1) Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan dapat dinikmati jika di hubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Keindahan hanya sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, dan nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya ” Garis besar estetika ”. Keindahan dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan kata ”beutiful” dalam bahasa perancis ”beau” sedang italia dan spanyol ”bello” berasal dari kata latin ”bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan. Kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi ”bonelium” dan terakhir di perpendek sehingga ditulis ”bellum”.
Perbedaan menurut luasnya:
a. Keindahan dalam art luas
b. Keindahan dalam arti estetis murni
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungan penglihatan
Keindahan dalam arti luas menurut plotinus ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.bangsa yunani mengenal keindahan dalam arti estetisyag disebut ”symmetria”. Pengertian dalam arti seluas-luasnya meliputi:
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya. Sedangkan keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada juga yang berpendapat keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keindahan itu pada dasarnya alamiah, alam ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar tidak berlebihan tidak juga kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didari dengan motivasi tertentu dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenal penderitaan hidup manusia, mengenai kemersotan moral, mengenai perubahan-perubahan nilai dalam masyarakat. Berikut ini akan dicoba alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
2) Kemerosotan Zaman.
3) Penderitaan manusia
4) Keagungan Tuhan
2) Renungan
Renungan berasal dari kata renung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seniaada berapa teori.
a) Teori pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah ”Art is expression of human feeling” (seni adalah sesuatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertarian denga apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal yaitu filsuf italia Benedeto Croce(1886-1952) edngan karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris ”Aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa”art is expression of impressions” ( seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuab intuitif yang diperoleh oleh penghayatantentang hal-hal invidual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti : images warna, garis, dan kata. Bagi seseorang, pengungkapan berartis seni dalam dirinyatanpa perlu adanya kegiatan jamaniah yang keluar.
b) Teori meta fisik
Teori meta fisk adalah teori yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas setetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenal sumber seni plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap yang lebih rendah terdapat realita duniawi.
Dalam jaman modern suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisika dikemukan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah keinginan (will) yang sementara.
c) Teori psikologis
Sebagian ahli estetika dal;am abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptaannya dengan mengunakan metode-metode psikologis. Misalnya beedasarkan psikoanalisis di temukan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman, sedangkan karya seninya itu terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginannya itu.
Menurut schiller asla mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri manusia yang berhubungan dengan adanya keinginan yang harus dikeluarkan. Menurut spencer, permainan itu berperan untuk mencegah dan kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan menciut karena disia-siakan.
Sebuah teori yang dapat dimasukkan kedalam teori psikologis yaitu teori penandaan (signification theory) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau tanda perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambangkan disebut iconic sign(tanda serupa). Sebagai contoh simbol atau tanda dari kehidupan manusia sebagai perasaanya yang ada pasangatau surut serta tergesa-gesa atau santainya dan ada akhirnya.
3) Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok. Dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sesuatu hal. Filsuf inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kita ( beuty is unity of formal relations among our sense perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamakan perenungan yang menyenangkan.
Dalam keselaransan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempa-tempat kesempurnaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
a) Teori Obyektif dan Teori Subyektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Benard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffes bury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sigat(kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebgai tanggapan terhadap benda indah itu.
Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau meikmati benda itu.
b) Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijwab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti lebih terbatas. Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proposi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah. Bahkan Pythagoras yang mencetuskan teori proporsi itu menemukan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung pada panjang senar itu dan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar akan menghasilkan susunan nada yang selaras (yakni indah di dengar), apabila panjangnya masing-masing senar itu mempunyai hubungan perimbangan bilangan-bilangan yang kecil misalnya 1:1, 1:2, 2:3 dan seterusnya. Jadi menurut teori proporsi ini keindahan terdapat dalam suatu benda yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan satu sama lain sebagai bilangan-bilangan kecil. Contoh visual untuk perimbangan yang menyenangkan dilihat dan karenanya disebut indah oleh bangsa Yunani dulu ialah bentuk empat persegi, elips yang masing-masing mempunyai proporsi 1:1,6 atau 3:5. Perimbangan itu dinamakan perbandingan keemasan (golden ratio).
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke -17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya. Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda. Para seniman romantic umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.

DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab5-manusia_dan_keindahan.pdf
http://ibnusiroj.wordpress.com/2013/04/04/manusiadan-keindahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar