PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan
"per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada
manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia.
=>
Landasan
Landasan Perkembangan Penduduk
Indonesia Penduduk adalah orang atau sekumpulan orang-orang yang mendiami suatu
tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama
tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu
penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu.
Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang
adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk
sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah
ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Tamu adalah
orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa
hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Adapun
faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu pertumbuhan
penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk alami
meliputi kelahiran dan kematian. Dan pertumbuhan penduduk total meliputi
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (imigrasi dan emigrasi).
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk
adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya
menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada
fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya lapangan kerja.
Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi. Sehingga dalam masalah
ini ,maka penduduk akan dihadapi dengan masalah lingkungan hidup, pertumbuhan
penduduk dan kelaparan, serta kemiskinan dan keterbelakangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk terdiri dari 2
faktor yaitu kelahiran dan kematian. Berikut merupakan faktor yang
memepengaruhi pertumbuhan penduduk.
1. Kelahiran (natalitas/fertilitas): Kelahiran adalah kemampuan seorang
wanita melahirkan yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Angka
kelahiran ialah rata-rata banyaknya bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang
penduduk dalam satu tahun. Angka kelahiran dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Angka kelahiran kasar: Angka kelahiran kasar adalah jumlah tiap
kelahiran 1.000 orang penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun.
b. Angka kelahiran khusus: Angka kelahiran khusus adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran hidup dari 1.000 wanita usia tertentu dalam
waktu satu tahun. Yang dimaksud usia tertentu, misalnya: pada usia 20-24 tahun,
25-29 tahun, 30-39 tahun, dan seterusnya.
Faktor-faktor
penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain kawin pada usia muda, karena
ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu, anak dianggap sebagai
sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua, anggapan bahwa banyak anak
banyak rejeki, anak menjadi kebanggaan bagi orang tua. Anggapan bahwa penerus
keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang
akan ingin mempunyai anak lagi. Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan
jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor
penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain: adanya program keluarga
berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak, adanya ketentuan batas usia
menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal
berusia 19 tahun, anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan
anak diberikan hanya sampai anak ke – 2, penundaaan kawin sampai selesai
pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
2.
Kematian (mortalitas):
Angka kematian adalah jumlah kematian setiap seribu penduduk setiap tahun.
a.
Angka
kematian kasar: Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah
kematian setiap 1.000 penduduk per tahun. Berikut ini penggolongan kematian
kasar, yaitu:
1)
Angka
kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10.
2)
Angka
kematian sedang, jika angka kematian antara 10 – 20.
3)
Angka
kematian tinggi, jika angka kematian lebih dari 20.
b.
Angka
kematian khusus : Angka kematian khusus adalah rata-rata banyaknya orang yang
meninggal dari tiap 1.000 orang penduduk per tahun.
Kematian
(Mortalitas) Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya angka
kematian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian(pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas). Faktor pendukung
kematian(pro mortalitas) Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin
besar. Faktor-faktor pendukung kematian diantaranya yaitu sarana kesehatan yang kurang memadai, rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terjadinya berbagai bencana alam,
terjadinya peperangan, terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry, tindakan
bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor
penghambat kematian (anti mortalitas) Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat
kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah: Lingkungan hidup sehat, fasilitas
kesehatan tersedia dengan lengkap, ajaran agama melarang bunuh diri dan
membunuh orang lain, tingkat kesehatan masyarakat tinggi, semakin tinggi
tingkat pendidikan penduduk
Migrasi
Migrasi ada dua jenis yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut
migrasi masuk (imigrasi) dan yang dapat mengurangi jumlah penduduk disebut
imigrasi keluar (emigrasi).
=> Perkembangan
Penduduk Indonesia
Yang mendasari perkembangan penduduk
di Indonesiaadalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih
muda. Dan gagalnya program (KB) Keluarga Berencana yang di usung oleh
pemerintah untuk menekan jumlah penduduk Indonesia. Karena faktor – faktor
tersebut tidak dapat berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak
terkendali dalam perkembangannya. Karena perkembanganpenduduk yang sangat tidak
terkendali, maka banyakterjadinya kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas,gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya.
Tingkat pertumbuhan
populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49 persen per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46 persen), sementara
pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa Tengah (0.37 persen).
Program Keluarga Berencana (KB) dikoordinasi oleh institusi pemerintah, yaitu
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dimulai
pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden Suharto dan sampai saat ini masih
diteruskan oleh presiden2 penerusnya. Program ini adalah strategi penting bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan populasi yang rendah akan
menyebabkan tingkat PDB per kapita yang lebih tinggi, yang juga akan
meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta menurunkan tingkat
kemiskinan. Pertumbuhan populasi diperkirakan sebesar sekitar 1.04 persen pada
tahun 2012.
Menurut proyeksi yang
dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut
Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan memiliki penduduk lebih dari 250
juta jiwa pada tahun 2015, lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari
285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah
2050 populasi Indonesia akan berkurang. Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050
dua pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Sejak 40
tahun yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat
makanya sekarang sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal
di wilayah perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi
perekenomian Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi akan membuat
pertumbuhan ekonomi lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat
pendapatan menengah ke atas.
=> Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Bertambahnya penduduk jelas akan bertambah pula kepadatan pemukiman. Hal
ini diakibatkan bertambah nyapopulasi manusia yang semakin banyak. Ini jelas
akan terjadi kejenuhan yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta .
Bertambahnya penduduk jelas mempengaruhi lingkungan seperti banyaknya sampah
dan tata ruang atau kota yang sangat buruk dan menghilangkan keindahan kota.
Lingkungan yang padat penduduknya biasanya
dapatmengurangi keindahan tempat pemukiman tersebutseperti banyaknya sampah
karena banyaknya pendudukyang membuang sampah sembarangan .Karena bertambah
pesatnya penduduk terjadikesenjangan sosial, salah satunya rusaknya
lingkunganpemukiman penduduk yang seharusnya pemukiman itutertata bersih,
nyaman, dan indah terawat tetapi semuaberubah terbalik menjadi kotor dan
berantakan.
Lingkungan pemukiman adalah tempat atau dimana semua warga menempati dan
menjadikan sebagai tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan
sebagainya. Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung
pada pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat dapat memacu juga kepadatan
suatu daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya kebutuhan hidup masyarakat
perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
manusia tersebut. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar sebagai akibat dari
perkembangan pada aktivitas kota dan proses industrialisasi terutama di
beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya kawasan
komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan jumlah
penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan suatu
kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut Bintarto (Pos Kota edisi
Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang,
mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyai
pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda
dengan kota lainnya. Perkembangan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah
sama, tergantung pada karakteristik kehidupan musyarakat, potensial sumber daya
kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang
terutama berkaitan dengan infrastruktur. Kemajuan dan perkembangan suatu kota
tidak terlepas dari pembentuk kota. Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya,
ekonomi, pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi.
Jika adanya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kegiatan sosial-ekonomi, juga peningkatan kebutuhan pelayanan, dan
akan terjadi peningkatan prasarana. Maka dengan semakin banyaknya jumlah
penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang sama dan melakukan
kegiatan yang sama pula akan menimbulkan suatu masalah. Keadaan ini sangat
kelihatan dari kondisi kepadatan pemukiman tersebut dimana tampak terjadi
meningkatnya ketersediaan infrastruktur.
Pertambahan penduduk hanya pada satu kota jika tidak diatasi akan
mengakibatkan menumpuknya jumlah penduduk yang tidak merata. Hal tersebut akan
berhubungan dengan lingkungan pemukiman, karena jika terjadinya penumpukan
penduduk hanya pada satu kota saja ini akan menimbulnya jumlah penduduk yang
semakin padat dan terutama pada tempat tinggal pemukiman. Pemukiman yang
ditempati oleh banyaknya penduduk pada satu kota atau daerah tertentu ini akan
menimbulkan masalah terutama pada lingkungan. Maka Peran infrastruktur
dalam pengembangan perumahan dan permukiman dinilai sangat penting, karena
infrastruktur merupakan syarat mutlak bagi terciptanya lingkungan permukiman
yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan. Persoalan infrastruktur tersebut
timbul karena bertambahnya penduduk pemukiman, peningkatan pendapatan,
peningkatan pemilikan kendaraan dan dibangunnya fasilitas di kawasan komersial
di sekitar kota. Dampak yang sangat pasti terjadi adalah meningkatnya
kebutuhan infrastruktur, yang kemudian karena kejenuhannya menimbulkan tidak
optimalnya pelayanan sarana dan prasarana. Untuk menciptakan suatu lingkungan
pemukiman yang baik maka diperlukan infratruktur pemukiman dan fasilitas umum pemukiman.
Adapun yang dimaksud dengan infrastruktur pemukiman ialah jalan lokal, saluran
drainase, pengadaan air bersih, pembuangan air kotor, persampahan, listrik dan
telepon.
Menurut
Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai
akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya
limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya
kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu
jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di
daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi
limbah.
2. Pertumbuhan
penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang
melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan transport
menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbah transport. Di daerah
industri juga terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai.
Di daerah ini terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah
transport.
3. Akibat
pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan
kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara
lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber
pencemaran. Untuk masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan
pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan
pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan
pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi
menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap
lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan.
Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan
penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan
yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
4. Makin
besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk
agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan
berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga
meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin
meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya.
Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran
sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula
pencemaran.
=> Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu
unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk
pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan
secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan
digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Setiap tahunnya seluruh negara di
dunia mengalami pertumbuhan penduduk, salah satunya di
Indonesia. Seiring bertambahnya penduduk yang tidak terkontrol
mengakibatkan adanya masalah-masalah sosial,salah satunya adalah tingkat pendidikan.Pada Negara-negara
berkembang pendidikan merupakan masalah yang serius.Diketahui bahwa tingkat
pendidikan pada Negara-negara berkembang masih relative rendah,Sehingga
penduduk kurang mengetahui keadaan-keadaan sosial bagi kehidupan masyarakat.Umumnya
penduduk yang pendidikannya relative rendah ,pada suatu ketika jika membentuk
suatu keluarga mereka mempuyai banyak anak,sedangkan anak-anak tersebut belum
tentu mendapat pendidikan yang layak.
Hal ini menjadi factor mereka untuk
berpindah wilayah,terutama ke kota-kota besar.Biasanya mereka mendengar bahwa
dikota itu adalah tempat mencari rezeki yang baik.Bila melihat tingkat pendidikan di
kota,pendidikan disana sudah relative tinggi,dalam arti kata jika penduduk dari
desa mencari pekerjaan,sudah agak sulit karena dikota yang diutamakn adalah
pendidikan minimalnya setingkat sekolah menengah atas. Kenyataanya adalah
ketika penduduk tersebut tidak mendapat pekerjaan mereka mesih tetap bertahan
di wilayah itu yang menimbulkan masalah-masalah sosial bagi wilayah perkotaan.
Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan
mempunyai keterkaitan yang serius. Semakin bertambahnya jumlah penduduk di
suatu wilayah berarti tingkat pendidikan di daerah tersebut juga bertambah.
Kebutuhan pendidikannya juga ikut bertambah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang
sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia karena seperti pada salah satu
kutipan undang-undang nomor 4 tahun l950, telah di sebutkan secara jelas
tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang pada intinya, ialah untuk
membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air berdasarkan
pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia .Pertumbuhan penduduk harus lebih
dimaknai bahwa semakin bertambahnya penduduk maka makin bertambah pula
masyarakat yang akan membantu memajukan negara ini. Pendidikan bukan hanya
sekedar pendidikan yang bersifat tertulis namun pendidikan karakter juga
dibutuhkan untuk membangun karakter / pribadi yang baik yang saat ini sangat
dibutuhkan di negri kita tercinta ini.
=> Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Seiring
dengan bertambahnya penduduk Indonesia maka negeri ini akan banyak menghadapi
masalah, seperti : tata ruang kota yang jelek, sanitasi air limbah rumah tangga
semakin parah, dan banyak bermunculan penyakit – penyakit. Wilayah kawasan
kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang terabaikan dalam
pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di
kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang
tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan,
kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya. Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi
karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang
kumuh sering terjangkit penyakit seperti : malaria, demam berdarah, gatal
–gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir, selokan
– selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang mereka buang
sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik. Selain itu banyaknya wilayah
hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai bangunan – bangunan pencakar
langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap air di wilayah perkotaan
sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di wilayah tersebut maka
terjadilah genangan air yang semakin lama semakin membesar dengan terjadinya
hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang lagi bencana selanjutnya
yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat banjir. Banyaknya wabah
penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir, itu semua sangat
menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa berbagai macam
penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk. Oleh sebab itu,
Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk penataan lingkungan
permukiman kumuh adalah:
1.
Lebih mengefektifkan penertiban administrasi kependudukan
bekerja sama dengan perangkat desa yang mewilayahi permukiman kumuh di Kota
Denpasar.
2.
Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan
jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman
kumuh.
3.
Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat.
4.
Sosialisasi kebijakan pemerintah kota terkait dengan program
penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih digalakkan dengan melibatkan
kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
5.
Perlu dilakukan studi lanjutan untuk menggali informasi yang
lebih luas terkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman kumuh
=> Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Semakin
bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula
untuk mendapatka lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian untuk
menjalani kebutuhan hidup/ karena sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan maka
akan menimbulkan angka kelaparan karena tidak mencukupi kebutuhan hidup. Semakin
padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan
kebutuhan yang diinginkan.
Antara tahun 1990 dan 2002–
data yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta
di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata
laporan tersebut. Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya
terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan
persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen).
Lebih dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi, sementara
rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga. Meningkatnya
pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan
utama kekurangan pangan di suatu kawasan. Kelaparan cenderung terpusat di
daerah-daerah pedesaan di kalangan penduduk yang tidak memilki tanah atau para
petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup
mereka.
=> Kemiskinan dan
Keterbelakangan
Kemiskinan dan Keterbelakangan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah
global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif,
sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
a.
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti
ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
b.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan
dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan bisa
dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Meskipun kemiskinan yang
paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran
kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan
kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan
ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif
masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini
keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Kemiskinan banyak
dihubungkan dengan:
a.
Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
b.
Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
c.
Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
d.
Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
e.
Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
Kemiskinan
dan Keterbelakangan Pertumbuhan sangat berkaitan dengan kenaikan ataupun
penurunan angka kematian dan kelahiran selain itu juga sangat berpengaruh
dengan angka kemiskinan dan keterbelakangan yang mengakibatkan semakin
menurunnya otonomi daerah tersebut. Hal itu terjadi dikarenakan beberapa hal
seperti keadaan ekonomi yang mengakibatkan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup
sehingga banyak orang yang mengalami kemiskinan dan keterbelakangan karena
dalam kebutuhan pokok yang mereka makan bisa jadi tidak bergizi dan tidak
mengandung protein yang menunjang sehingga menyebabkan keterbelakangan mental, fisik,
maupun sosial.
Kemiskinan
adalah kurangnya kebutuhan dasar manusia seperti air bersih, gizi, perawatan
kesehatan, pendidikan, pakaian dan tempat tinggal, karena ketidak mampuan untuk
mencukupi kebutuhan tersebut. Kemiskinan relative adalah kondisi memiliki
sumber daya yang lebih sedikit atau penghasilan kurang daripada yang lain dalam
masyarakat atau negara, atau dibandingkan dengan rata-rata di seluruh dunia.
Selain
itu juga hal tersebut bisa terjadi karena para masyarakat di indonesia ini
masih banyak yang tidak berminat dengan pendidikan sehingga mereka buta akan ilmu
pengetahuan dan menjadikan keterbelakangan. Jika kemiskinan terjadi hal buruk
yang ada pada masyarakat ini adalah masih banyak orang yang tidak mau mencari
usaha atau malas bekerja, selain itu juga tidak mau belajar sehingga yang ada
hanya kemiskinan yang mereka punya, tidak hanya kemiskinan secara material tetapi
kemiskinan pada ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Sumber :
http://assidiqichywt.blogspot.co.id/2010/10/pertumbuhan-penduduk-dan-penyakit-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar