PENGALAMAN
PRIBADI
Pengalaman
saya terhadap topik masyarakat desa dan masyarakat kota adalah terdapat
perbedaan sikap dari masyarakat desa yang sangat berbeda dengan masyarakat
kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara
mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata
permasalahan.Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa
selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam
perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun
dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi,
sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku
Saya
mempunyai kampung halaman di daerah Jawa Tengah. Ketika saya pulang ke jawa,
saya melihat para masyarakat desa ini tampak ramah kepada siapapun yang
berpapasan dengan mereka walaupun itu orang yang tidak dikenalpun pasti akan
disapa ketika lewat. Namun jika di masyarakat kota yang saya lihat keramahannya
masih kurang dibandingkan dari masyarakat desa. Dimana yang saya lihat
masyarakat kota sedikit acuh tak acuh dengan orang lain walaupun sekedar
menyapa. Yang dikenal saja bisa tidak disapa apalagi yang sama sekali tidak dikenal,
pasti tidak ada komunikasinya.
Dari segi kekompakannya juga saya lihat
lebih kompak masyarakat desa. Karena apa? Pada saat saya sedang berlibur
dikampung halaman saya, saya mengunjungi rumah saudara saya yang kebetulan
sedang dibangun/direnovasi. Dan yang saya lihat orang yang merenovasi atau
membangun rumah tersebut adalah orang-orang sekitar rumah saudara saya, dengan
kata lain adalah para tetangga saudara saya. Merekalah yang ikut membantu
membangun rumah saudara saya. Ketika saya cari tahu lebih dalam kenapa para
tetangga yang membangun dan jawabannya adalah memang sudah tradisinya begitu.
Tradisi? Ya tradisi disini biasanya ketika orang 1 lingkungan sedang merenovasi
rumah, para tetangga lah yang menjadi “tukang” untuk membantu menyelesaikan pembangunan
rumah tersebut. Tradisi itu dimanakan “geraan” yang mungkin saja artinya
bergotong royong untuk 1 sama lain. Dan yang saya kagumi adalah para
orang-orang itu tidak mengharapkan imbalan atau uang sepeserpun dari yang punya
rumah walaupun pekerjaan tersebut cukup memakan waktu yang lama bisa sampai 2
atau 3 minggu. Mereka biasanya hanya dikasih makan dan cemilan sambil melakukan
pekerjaan. Hal tersebut yang saya kagumi pada masyarakat desa untuk kegiatan
gotong-royongnya. Namun saya belum pernah melihat hal tersebut terjadi didalam
masyarakat kota. Apakah ada atau tidak yang pasti saya berfikir jika masyarakat
kota membantu tetangganya tanpa mengharapkan imbalan seperti pada masyarakat
desa tadi.
Akan tetapi yang saya lihat didalam
masyarakat desa ini banyak anak perempuannya yang nikah muda entah kenapa
alasannya saya juga belum ketahui namun mungkin pemikiran para orangtua nya
bahwa perempuan pasti ujung-ujungnya hanya urusan didapur saja. Jika
dibandingkan pada masyarakat kota, banyak anak perempuan yang masih melanjutkan
pendidikan sampai yang tertinggi karena keinginan orang tua yang ingin melihat
anaknya lebih baik lagi.
Dari kesimpulan yang saya dapat adalah
masyarakat desa dan masyarakat kota masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Yang kita ambil adalah hal yang paling terbaik untuk kehidupan
kita. Karena pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat
pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat
masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar