Minggu, 04 Januari 2015

PENGALAMAN PRIBADI BAB 10



PENGALAMAN PRIBADI

            Prasangka adalah sikap yang negatif terhadap sesuatu, setiap orang pasti pernah yang namanya berprasangka, terutama berprasangka terhadap orang di sekitarnya. Karena jika seseorang tidak merasa nyaman pada lingkungan sekitarnya mungkin bisa berprasangka buruk terhadap situasi tersebut. Namun tidak semua prasangka itu buruk , masih banyak orang yang berprasangka baik terhadap suatu hal misalnya dia percaya bahwa seseorang yang ia tugaskan mengerjakan sesuatu dapat berkerja secara maksimal.
            Dalam hal ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya tentang judul diatas . Dalam sebuah organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna yang harusnya selalu kompak, tidak saya duga bahwa anggota karang taruna membuat grup dalam organisasi. Tentu saja hal seperti ini tidak membuat jalannya organisasi menjadi baik. Grup ini hanya berisikan orang-orang yang hebat dalam bermain futsal. Dan selalu menjelek-jelekan anggota yang tida atau kurang bisa bermain futsal. Saya sebagai ketua karang taruna  sudah mencoba menegur grup tersebut yang merupakan teman saya sendiri, namun hal tersebut benar-benar tidak dihiraukan. Bahkan saya sampai mencoba bantuan Pembina kami . Namun tak kunjung berhasil, mereka masih tetap ingin mempertahankan grup tersebut dalam organisasi. Tetapi ketika karang taruna mengadakan acara camping mereka benar-benar kewalahan membangun tenda sendiri, dan memohon saya untuk membantu membuatkanya. Semenjak itu mereka mulai menyatu dengan anggota lainnyadan tidak membuat grup dalam organisasi lagi.
             Jelas sudah  pelajaran yang kita bisa petik yaitu ,bahwa suatu saat seseorang akan membutukan bantuan orang lain. Jadi janganlah kita mendiskriminasi suatu kelompok yang ilmunya rendah dibawah kita , seharusnya kita membagi ilmu kita dengan mereka, karena setiap orang pasti memiliki ilmu jadi bisa saling bertukar ilmu dan membuat suatu ketergantungan satu sama lain, dapat di katakana simbiosismutualisme.
            Sekian dari cerita pengalaman saya tentang Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme. Semoga saya harap kita adalah orang yang suka merangkul kalangan orang lemah dan tidak suka membeda-bedakan satu sama lain. Terimakasih dan salam anti diskriminasi.

PENGALAMAN PRIBADI BAB 9



PENGALAMAN PRIBADI

Pengalaman pribadi saya tentang agama dan masyarakat adalah pada saat saya aktif dalam organisasi OMK (Orang Muda Katolik). Orang muda Katolik sering dijuluki sebagai bunga Gereja dan harapan bangsa, sebab di pundak orang muda Katolik juga terpatri berjuta harapan semua pihak baik keluarga, Gereja maupun bangsa dan negara. Masa muda merupakan masa yang penuh tantangan sejalan dengan siapa orang muda Katolik, bagaimana dengan perkembangan imannya sebagai anggota Gereja Katolik dan fungsi mereka dalam hidup menggereja dan berbangsa. Saya beragama katolik dan saya ingin bergabung dalam orang muda katolik karena saya pribadi ingin mempunyai banyak teman dan aktif dalam kegiatan yang diadakan pada organisasi tersebut. Pada saat saya bergabung dengan OMK, banyak pengalaman yang saya lewati seperti menjadikan saya sering mengikuti doa lingkungan. Doa lingkungan adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang berada di sebuah lingkungan Katolik, yang biasanya dilaksanakan di rumah-rumah secara bergiliran. Doa lingkungan dapat berupa ibadat sabda, sharing Kitab Suci dan devosi-devosi kepada orang kudus, terutama devosi kepada Bunda Maria dalam doa rosario. Doa lingkungan juga dapat bermanfaat sebagai wadah pertemuan antar umat, untuk membentuk suatu persaudaraan kasih. Pengalaman lainnya adalah ketika saya mengikuti retret, Tujuan retret adalah untuk mencapai “kesehatan” rohani  bersama Orang Muda Katolik lainnya, sehingga mampu menghayati hidup dan panggilannnya sesuai dengan potensi rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh dan berani serta mengadakan pertobatan. Berdasarkan pokok pemikiran tujuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan retret adalah untuk mengembangkan kecakapan, kesalehan dan kemampuan rohani pribadi, agar lebih lebih mengenal diri dan panggilannya, supaya lebih mengenal Allah beserta cinta, karya dan panggilanNya, serta untuk mengembangkan kepekaan dan kemampuan menanggapi sapaan atau panggilan Tuhan dalam hidup sehari-hari, sehingga mempunyai arah yang jelas, penuh semangat dan keteguhan serta kegembiraan dalam menjalankan berbagai kegiatan hidup sehari-hari didalam bermasyarakat. Pengalaman yang paling saya kenang adalah pada saat saya mengikuti kegiatan rekoleksi karena kegiatan tersebut diikuti banyak orang dan acaranya seru. Rekoleksi juga bertujuan melatih kemampuan Orang Muda Katolik untuk mengenal, menyadari kasih, karya dan panggilan serta sikap dan tanggapan pribadi mereka, sehingga iman mereka semakin matang, serta dapat menghayati tugas panggilan mereka secara penuh tanggung jawab, semangat, gembira dan tangguh.Melalui rekoleksi, Orang Muda Katolik dibawa ke alam refleksi perihal kehidupan pribadi. Mereka diharapkan mampu mengolah diri, dengan mengumpulkan berbagai pengalaman harian, baik yang menggembirakan maupun yang menyedihkan; dan akhirnya menyerahkan berbagai “beban” dan kebahagiaan serta harapan kepada Allah. Mereka mesti memandang hidup ini sebagai anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Oleh karena itu, sikap doa, kontemplasi dan refleksi atas Sabda Allah mesti menjadi tindakan wajib bagi Orang Muda Katolik. Dari pengalaman-pengalaman yang pernah saya lewati, dapat saya tarik kesimpulan bahwasannya kaum beriman kristiani, berkat baptisan diangkat oleh Allah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka sendiri mesti ikut secara aktif mengembankan tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus dan dengan demikian sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing melaksanakan perutusan kepada segenap umat kristiani dalam Gereja dan dunia.

Demi terwujudnya keinginan hidup menggereja di kalangan Orang Muda Katolik, maka berbagai usaha, baik spiritual maupun fisik, mesti mendapat perhatian yang serius dari Gereja (terutama hirarkhi) dan usaha-usaha ini hendaknya dilakukan secara terus-menerus, tanpa henti; sebab apabila Gereja tidak melaksanakan tugas ini, maka Gereja sebenarnya secara tidak langsung menunjang struktur-struktur yang salah yang terjadi dalam masyarakat.



PENGALAMAN PRIBADI BAB 8




PENGALAMAN PRIBADI

            Selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Sering dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi pun ikut berkembang dengan baik, namun selain sisi postitifnya ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang .Terdapat sisi negatifnya yaitu ikut berkembangnaya kemiskinan. Seharusnya ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk meminimalisir kemiskinan bukan membuat kemiskinan ikut berkembang.
            Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal untuk mengembangkan teknologi menjadi lebih mutahir . Namun jika perkembangan yang luar biasa mutahir amat disayangkan jika masih terdapatnya kemiskinan, entah kemiskian harta atau ilmu. Sejauh ini Indonesia masih kurang dengan yang namanya ilmu, makanya masih banyak orang yang bepikiran mencari jalan pintas dengan mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan uang untuk menutupi  kemiskinan mereka.
            Saya berasal dari keluarga yang sederhana, namun orang tua saya selalu menekankan saya pada dunia pendidikan. Benar saja selama saya menjalani pendidikan saya , saya selalu tahu tentang perkembangan teknologi, seperti contoh ketika saya SMP memang saya tidak memiliki handphone secanggih Nokia N70 namun karena saya memiliki teman banyak yang mempunya handphone jadi saya bisa mendapatkan pengetahuan tentang hal tersebut walaupun saya tidak memiliknya. Semenjak saat itu saya merasakan bahwa ilmu pengetahuan saya semakin bertambah dan berkembang. Maka dari itulah alasan semua orang tua menginkan anaknya lebih dari dirinya.
            Jika saja kemiskinan ilmu pengetahuan bisa di antisipasi pasti semua rakyat Indonesia tahu yang namanya teknologi dan perkembengannya. Walaupun kemiskinan bukan penghalang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi namun setidaknya kita bisa membantu masyarakat yang kurang paham terhadap teknologi yang berkembang sekarang. Jika hal tersebut bisa tercapai, mungkin kemiskinan bisa diminimalisir dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
            Dari kutipan pengalaman diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seiring perkembangan jaman , ilmu pengetahuan dan teknologi harus digunakan untuk mengurangi kemiskinan terutama di Indonesia ini. Akan alangkah baiknya jika kita bisa mulai melakukan penanaman ilmu pengetahuan sejak dini
            Sekian tentang pengalaman pribadi saya tentang ilmu pengetahuan ,teknologi dan kemiskinan. Saya harap pengalaman saya yang kecil ini bisa bermanfaat besar bagi siapa saja yang membacanya. Pesan saya jahui kemiskinan dan bantu orang miskin mengenal teknologi. Terimakasih.








            Selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Sering dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi pun ikut berkembang dengan baik, namun selain sisi postitifnya ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang .Terdapat sisi negatifnya yaitu ikut berkembangnaya kemiskinan. Seharusnya ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk meminimalisir kemiskinan bukan membuat kemiskinan ikut berkembang.
            Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal untuk mengembangkan teknologi menjadi lebih mutahir . Namun jika perkembangan yang luar biasa mutahir amat disayangkan jika masih terdapatnya kemiskinan, entah kemiskian harta atau ilmu. Sejauh ini Indonesia masih kurang dengan yang namanya ilmu, makanya masih banyak orang yang bepikiran mencari jalan pintas dengan mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan uang untuk menutupi  kemiskinan mereka.
            Saya berasal dari keluarga yang sederhana, namun orang tua saya selalu menekankan saya pada dunia pendidikan. Benar saja selama saya menjalani pendidikan saya , saya selalu tahu tentang perkembangan teknologi, seperti contoh ketika saya SMP memang saya tidak memiliki handphone secanggih Nokia N70 namun karena saya memiliki teman banyak yang mempunya handphone jadi saya bisa mendapatkan pengetahuan tentang hal tersebut walaupun saya tidak memiliknya. Semenjak saat itu saya merasakan bahwa ilmu pengetahuan saya semakin bertambah dan berkembang. Maka dari itulah alasan semua orang tua menginkan anaknya lebih dari dirinya.
            Jika saja kemiskinan ilmu pengetahuan bisa di antisipasi pasti semua rakyat Indonesia tahu yang namanya teknologi dan perkembengannya. Walaupun kemiskinan bukan penghalang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi namun setidaknya kita bisa membantu masyarakat yang kurang paham terhadap teknologi yang berkembang sekarang. Jika hal tersebut bisa tercapai, mungkin kemiskinan bisa diminimalisir dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
            Dari kutipan pengalaman diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seiring perkembangan jaman , ilmu pengetahuan dan teknologi harus digunakan untuk mengurangi kemiskinan terutama di Indonesia ini. Akan alangkah baiknya jika kita bisa mulai melakukan penanaman ilmu pengetahuan sejak dini
            Sekian tentang pengalaman pribadi saya tentang ilmu pengetahuan ,teknologi dan kemiskinan. Saya harap pengalaman saya yang kecil ini bisa bermanfaat besar bagi siapa saja yang membacanya. Pesan saya jahui kemiskinan dan bantu orang miskin mengenal teknologi. Terimakasih.





PENGALAMAN PRIBADI BAB 7



PENGALAMAN PRIBADI

Pengalaman saya terhadap topik masyarakat desa dan masyarakat kota adalah terdapat perbedaan sikap dari masyarakat desa yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku
            Saya mempunyai kampung halaman di daerah Jawa Tengah. Ketika saya pulang ke jawa, saya melihat para masyarakat desa ini tampak ramah kepada siapapun yang berpapasan dengan mereka walaupun itu orang yang tidak dikenalpun pasti akan disapa ketika lewat. Namun jika di masyarakat kota yang saya lihat keramahannya masih kurang dibandingkan dari masyarakat desa. Dimana yang saya lihat masyarakat kota sedikit acuh tak acuh dengan orang lain walaupun sekedar menyapa. Yang dikenal saja bisa tidak disapa apalagi yang sama sekali tidak dikenal, pasti tidak ada komunikasinya.
Dari segi kekompakannya juga saya lihat lebih kompak masyarakat desa. Karena apa? Pada saat saya sedang berlibur dikampung halaman saya, saya mengunjungi rumah saudara saya yang kebetulan sedang dibangun/direnovasi. Dan yang saya lihat orang yang merenovasi atau membangun rumah tersebut adalah orang-orang sekitar rumah saudara saya, dengan kata lain adalah para tetangga saudara saya. Merekalah yang ikut membantu membangun rumah saudara saya. Ketika saya cari tahu lebih dalam kenapa para tetangga yang membangun dan jawabannya adalah memang sudah tradisinya begitu. Tradisi? Ya tradisi disini biasanya ketika orang 1 lingkungan sedang merenovasi rumah, para tetangga lah yang menjadi “tukang” untuk membantu menyelesaikan pembangunan rumah tersebut. Tradisi itu dimanakan “geraan” yang mungkin saja artinya bergotong royong untuk 1 sama lain. Dan yang saya kagumi adalah para orang-orang itu tidak mengharapkan imbalan atau uang sepeserpun dari yang punya rumah walaupun pekerjaan tersebut cukup memakan waktu yang lama bisa sampai 2 atau 3 minggu. Mereka biasanya hanya dikasih makan dan cemilan sambil melakukan pekerjaan. Hal tersebut yang saya kagumi pada masyarakat desa untuk kegiatan gotong-royongnya. Namun saya belum pernah melihat hal tersebut terjadi didalam masyarakat kota. Apakah ada atau tidak yang pasti saya berfikir jika masyarakat kota membantu tetangganya tanpa mengharapkan imbalan seperti pada masyarakat desa tadi.
Akan tetapi yang saya lihat didalam masyarakat desa ini banyak anak perempuannya yang nikah muda entah kenapa alasannya saya juga belum ketahui namun mungkin pemikiran para orangtua nya bahwa perempuan pasti ujung-ujungnya hanya urusan didapur saja. Jika dibandingkan pada masyarakat kota, banyak anak perempuan yang masih melanjutkan pendidikan sampai yang tertinggi karena keinginan orang tua yang ingin melihat anaknya lebih baik lagi.
Dari kesimpulan yang saya dapat adalah masyarakat desa dan masyarakat kota masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang kita ambil adalah hal yang paling terbaik untuk kehidupan kita. Karena pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.